Seperti biasanya ane bakal mengulas tentang paradox, dan sekarang paradox fermi :
Note : Post ini dibuat berdasarkan
Trit Kaskus yang dibuat dan dirangkum (RipOFF) berdasarkan artikel Gizmodo/waitbutwhy by Tim Urban
Sumber . karena ane merasa blog ini mengulas paling komplit bahasan The Fermi paradox dan tuturbahasanya juga lucu.
3 .. 2 ..1 begin!
di suatu malam yang jernih, sempatkan sekali waktu memandang ke langit penuh gemintang.
sebagian orang (terutama yang lagi galau) pasti tergugah hatinya, dan
langsung berubah menjadi pujangga (sebagian orang lagi ndablek alias
sebodo).
tapi siapapun pasti merasa ada yang kurang "umm wait .. there's something wrong"
Langit sedemikian luas, bintang sedemikian banyak, tapi kenapa sebegini sunyi senyap .. kemana perginya semua orang? (
*FYI orang disini bukan manusia lho) kenapa belum ada yang datang ke sini?
kalo kita berpegang ke
Drake Equation, kan harusnya kita dapetin hasil kurang lebih 1000 sampe 100,000,000
civilization di galaxy bima sakti aja. mosok dari segini banyak alien,
kaga ada satupun yang nyasar ke sini.
ini yang dirasain oleh Enrico Fermi kala itu.
Chapter II Tipe-tipe peradaban.
Tahun 1964 Nikolai kardashev yang berasal dari rusia mengajukan proposal jenis-jenis peradaban yang ada di alam semesta ini.
Total ada 3 jenis peradaban :
peradaban Tipe I : yaitu peradaban yang menggunakan planet
sebagai sumber energi, bahkan cenderung menghabiskan sumber daya planet
itu sendiri (kita mungkin berada disini, walopun belum sepenuhnya, Carl
Sagan bilang peradaban manusia itu masih di kisaran 0.7)
Peradaban Tipe II : yaitu peradaban yang menuai energi dari
bintang induk mereka. Bijimane caranya mungkin masih gelap untuk
manusia, tapi seseorang bernama Freeman Dyson dengan berani-beraninya
berteori. kalau peradaban tersebut membuat kubah segede Sharivan (lebih
gede dari gavan dong) yang menutupi bintang, lalu mengubah radiasi panas
dari bintang itu menjadi energi. Kubah ini dinamakan Dyson Sphere.
peradaban Tipe III : jauh lebih advance dong dari kedua peradaban
diatas, nah peradaban tipe ini udah menuai energi dari seluruh galaxy
mereka gan.
kayaknya susah emang dibayangin, tapi kalo perbandingannya dengan
peradaban manusia yang baru 100rebuan tahun, dengan usia bumi yang
4.5Milyar tahun aja kita udah kaya gini. apalagi ada sebuah peradaban
kuno, yang usia planetnya .. say 8 miliar tahun?
ingat lho, big bang itu boy band korea (SALLLLAAAHH!!! )
big bang itu terjadi 13 milyar tahun yang lalu (MTL) mungkin aja kan
ada peradaban kuno sebelum bumi yang udah berevolusi ketingkat ekstrim
(who knows)
bayangin aja, evolusi teknologi manusia 4 milyar tahun yang akan datang kaya gimana.
Oh well, yang pasti si sifat dasar peradaban tipe III adalah ekspansif.
dimana mereka akan membuat koloni-koloni di planet dan bintang yang ada
di galaxy mereka. (Spore? everyone?)
Ini memang spekulatif, tapi kalolah kita anggap rentang waktu sebuah
peradaban lompat dari satu sistem planet ke sistem laen adalah 500 tahun
maka kurang lebih dalam 3.5 milyar tahun harusnya mereka udah nguasain
seisi galaxy.
spekulasi lagi, kalau 1% aja dari seluruh peradaban intelek survive
cukup lama sampe masuk ke peradaban kategori III, hitungannya kurang
lebih ada 1000 peradaban tipe III di galaxy kita aja loh gan.
Bagaimanapun, biar sedikit pastilah kita orang pinggiran mendeteksi atau
paling ngga merasa kehadiran mereka.
tapi nyatanya kan, kita ga melihat apapun, ga mendengar apapun, dan ga dikunjungi siapapun.
trus "WHERE THE HELL ARE ALL NIGGAS??!" - selamat datang di Fermi Paradox.
chapter III jawaban dari Fermi paradox.
ya trus terang belom ada jawaban sih gan, ente kena tipu. tapi paling
ngga, kita bisa bilang kemungkinan terbaik yang bisa menjelaskan paradox
itu adalah kurang lebih CMIIW ya sebagai berikut:
GRUP 1 : Tidak ada tuh yang namanya Tipe II dan III peradaban, makanya ga ada tanda-tanda dari mereka.
Grup ini menyatakan kemungkinan peradaban tipe I gak bakal sampe ke tipe
II - III karena ada sesuatu yang menyebabkan begitu, yang dinamakan The
Great Filter.
gambarannya kayak gini
pada suatu kurun waktu, semua peradaban berlomba-lomba berevolusi dari
tipe 0 ke tipe diatasnya, sampai suatu saat mereka terbentur dinding
yang memfilter sebagian besar dari mereka. yang memungkinkan cuma
segelintir saja dari mereka yang bisa terus berevolusi ke tahap
berikutnya.
analogi lain dari ini adalah sperma, anggap aja sperma bokap ente berlomba-lomba ke sel telur nyokap ente, sampe jadi ente gan
nah, kalo lah kita anggap teori ini bener. yang jadi pertanyaannya adalah, bilamana (kapan) The Great Filter ini terjadi?
kalo kita berkaca ke peradaban kita sendiri, lalu kita tanya kapan terjadi the great filter, maka jawabannya ada 3
kemungkinan :
we're rare, we're first or we're fucked.
1. we're rare (kita satu-satunya anomali yang berhasil melewati the great filter)
teorema ini didukung Peter Ward dalam bukunya Rare Earth (sepertinya
akan dijelaskan di trit sendiri). Disini kita anggap the great filter
udah terjadi, ga tau entah itu saat kita melompat keluar kolam
primordial dari bentuk protein organik ke mahluk hidup bersel tunggal,
ketika Hominidae mulai belajar mukul pake tulang, ketika
australopithecines mulai berjalan pake dua kaki, atau bahkan event
katatrospik yang lewat-lewat.
ya kalo emang begini ceritanya, kita adalah pemenang. dan dengan
kemajuan teknologi kita, bisa dibilang ga ada lagi yang bisa nahan kita
untuk terus berkembang jadi tipe II dan III.
2. we're first. (kita yang pertama melewati the great filter)
sama dengan poin 1 diatas, cuma bedanya kali ini ada beberapa peradaban
laen yang berhasil melompati the great filter, cuma sayangnya mereka
mengekor di belakang kita. Kita tetep jadi pemenang. breaking the filter
bukan sekedar anomali, tapi cuma probability. dan walopun sempit
probabilitanya, tapi kita berhasil! berhasil! hore!
3. we're fucked. (kita belom melewati the great filter)
ini yang bikin eneg, kemungkinan paling jelek adalah kiamat belom
datang. bisa jadi the great filter itu, asteroid salah alamat,
gamma burst ray atau yang paling radikal adalah semua kehidupan dirancang untuk self destruct.
Icarus yang terbang terlalu tinggi terbakar matahari, kerajaan yang terlalu megah akan hancur dengan sendrinya (Romawi, Yunani, Mayan dll.)
Sedangkan dalam kehidupan sekarang kita mengenal adanya global warming
dalam nilai-nilai filosofis, ane lebih setuju dengan alasan ini. Bagus dalam mengerem kesombongan manusia.
Grup 2: adalah antonim dari grup
1, yang menyatakan Tipe II dan III ada, tapi ada alasan logis kenapa
kita ga dengar apa-apa dari mereka.
mereka mengesampingkan the great filter, dan menyatakan evolusi itu terjadi
ubiquotus dan lumrah. peradaban manapun bisa menjadi tipe I/II/III.
grup ini mengajukan beberapa kemungkinan:
1. entitas super intelek kemungkinan udah pernah ke bumi, tapi pada zaman dahulu kala.
mikirnya gini gan, yaelah manusia pinter kaya gini baru berapa lama sih,
paling lama 100.000 tahunan yang kalo dibandingin ama skala usia alam
semesta ga ada seujung kukunya. kalo emang kehidupan lain udah
berevolusi milyaran tahun lalu, bisa jadi mereka udah pernah ke bumi dah
dari kapan tau.
bisa jadi pas mereka kesini, planet ini masih dipenuhi raptor sama t-rex
jadinya mereka pergi lagi. Atau pas dateng yang ada orang-orang item
bugil nari-nari ngelilingi api, ga penting gitu deh pokoknya.
2. Bumi ada di daerah pinggiran.
analoginya, kalau yang rame banyak manusianya itu Jakarta, bumi itu ada
di Boven Digoel Papua.
Sebenernya ini sama dengan teori dasar Urban
Planning (kebetulan ane orang planning) yang mengatakan sebaran Central
Bussines District itu teraglomerasi (bergumpal) ke pusat kota. Kalao dalam galaxy kita anggap pusat kotanya yang pusat galaxy.
buminya tuh disini

3. Peradaban tipe III gak mau campur urusan peradaban primitif
coba bayangin, peradaban tipe II atau III udah advance, mereka udah bisa
menuhin semua kebutuhan mereka tanpa harus kemana-mana, ngapain lagi
ngurusin manusia dan bumi yang gak penting.
kalo yg ane bayangin peradaban tipe III itu udah semi dewa, yang tinggal jentik tangan udah bisa bikin apapun sekehendak mereka.
Atau mungkin mereka udah naik level jadi the elevated one (semacam goal
semua mahluk hidup), mereka udah ga tinggal lagi di dimensi fisik,
mereka udah nanggalin atribut fisika mereka dan cuma tinggal kesadaran
murni, imajine that! macam tinggal di dunia matrix, immortal lagi.
4. Galaxy dalam perang bintang
kenapa kita ga dengar sinyal apa-apa dari luar sana, karena semua orang
lagi ngumpet diplanet mereka masing-masing. cuma ada satu mahluk idiot
bernama manusia terus menerus ngirim sinyal ke angkasa, awas aja ntar
didatengin predator baru nyaho dah.
beberapa film hollywood udah mengambil tema ini, macam Battleship dan
Avenger. Ngkong Stephen Hawking sendiri udah wanti-wanti, agar manusia
jangan bikin kontak sama sekali sama alien, ini sama aja ngundang maut.
ingat ga peradaban aztec yang hancur didatengin penjajah spanyol, nah
kita bakalan mirip kayak gitu ntar. teknologi kita jauh ga ada
apa-apanya dibanding mereka, kalo beneran kita diinvansi habislah.
(kecuali alien jago silat, ntar diadu sama mad dog lebih greget)
5. ada satu peradaban super yang dominan di galaxy
ini macam film highlander "There can be only one", jadi satu peradaban
ini bakal dateng ngancurin semua peradaban yang dianggap mengancam
kedaulatan mereka. Hancurkan sebelum tumbuh berkembang.
atau bahkan malah, semua mahluk hidup di galaxy sengaja dikembang
biakkan sama mereka, untuk suatu saat bakal di jadiin bahan baku
makanan. (ingat the harvester di star trek dan mass effect?)
6. Manusia terlalu primitif
Oke siapa bisa kasih garansi kalo alien masih pake teknologi kuno
bernama radio??? bahkan dalam usianya yang belom ada 200 tahun, kita
sendiri nganggap teknologi itu udah kuno. Udah terganti sama Irda, gsm,
cdma, lte etc etc. Lha wong SETI masih pake radio koq.
bisa jadi, alien udah pake teknologi Subspace atau undus mundus network buat berkomunikasi, tapi kitanya aja yang belom tau
gimana cara dengernya.
Michio Kaku menganalogikan begini "manusia tidak ubahnya semut, yang
sama sekali tidak sadar ada jalan layang 10 jalur disamping sarang
mereka"
7. kita sudah mendapat kontak, tapi pemerintah menyembunyikan kenyataan ini.
yg ini kaporitnya konstipasi theorist (freemesen etc), ceritanya di adopsi oleh film Men in Black.
8. The Prime Directive
diantara semua pilihan, ini adalah pilihan yang paling masuk akal. Star trek tampaknya mengadopsi pola pikir ini.
intinya, semua mahluk cerdas digalaxy sana sudah berkongsi satu sama
lain, dan membentuk federasi. Lalu untuk melindungi keragaman kultural,
mereka menerapkan sebuah peraturan untuk tidak melakukan kontak kepada
peradaban dibawah tipe II.
alesannya banyak, ya selain keragaman kultural itu sendiri adalah karena
ketidak siapan peradaban primitiv itu. Ingat kata Thor yang bilang,
dengan buat senjata menggunakan energy dari tesseract berarti manusia
sudah siap ke perang dengan level lebih tinggi.
nah bayangin, kalo ga ada prime directive dengan enaknya peradaban
tinggi menjajah dan menghancurkan peradaban rendah (macam Navy Seal
lawan suku terasing amazon yang masih pake tombak), ya habislah
peradaban di galaxy ini. ga ada lagi kesetimbangan peradaban.
Ini yang ingin dijaga oleh federasi.
Tampaknya poin no.8 inilah yang paling disukai oleh UFO Enthusiast. hehe
diluar grup 1 dan 2, ada satu lagi solusi Fermi Paradox yang rada nyleneh, yaitu:
1. Tidak ada itu yang namanya realitas, manusia hidup dalam simulasi komputer.
kayaknya mengawang-awang dan fantastis, tapi jangan salah loh gan. ini
beneran ada paper ilmiahnya, yang bikin orang Oxford lagi namanya Nick
Bostrom. (paper bisa dilihat
Disini ).
Katanya ada entitas super cerdas di sebuah universe yang sedang membuat
simulasi alam semesta, yaitu alam semesta yang kita tinggali sekarang.
nah sayangnya yang ada diprogram baru manusia, belum ada alien-alien
lainnya.
sedangkan luasnya alam semesta cuma berupa hologram aja, sebenarnya alam semesta simulasi itu terbatas (macam truman show gitu)
chapter 4. penutup
Puyeng kan gan? bagaimanapun namanya teori ya cuma sebatas teori, semua
berbalik lagi ke kepercayaan masing-masing, kalo bener mah namanya fakta
dong.
yang bisa diambil hikmahnya adalah, dalam fermi paradox, manusia
cenderung dalam posisi insignificant alias ga penting. ini bagus buat
dasar filosofis, bagaimana kita sekali lagi menyadari betapa kecilnya
diri kita sendiri di alam semesta ini.
Sekian Post dari saya selamat menikmati.See ya next time !
Credit : Agan Icchi.